Untuknya dan untukmu
Seorang petualang mungkin mudah dalam mencari jalan
keluar begitupun seorang pendaki juga
sama mudah dalam mencapai puncak. Namun saat seseorang terlelap, tersesat,
terjatuh, bahkan tenggelam dalam hati seorang manusia mungkin itu sulit, dia
sulit untuk bangun, keluar pergi mencari agar dia bisa mencari layaknya dunia
indah. Namun bagi dirinya semuanya
sangat tak mungkin entah apa yang
menjadi dia ragu atau mungkin dia amat berat lelap tidur dalam diri
seorang itu sampai tak bagun bahkan lumpuh tak mampu berjalan. Aku kira itu
bukan sebuah alasan karena apa? Orang yang kita perjuangkan belum tentu sama
punya hati untuk kita. Namun ini realita yang harus kuterima dengan amat amatir
layaknya seperti berhentikan angin yang kencang yang membuat daun berjatuhan.
Namun daun tak pernah membenci angin.
Dulu aku hanya tahu nama kamu bukan tentangmu, bukan
juga apa hobimu, bukan rumahmu,ataupun hal yang menyangkutmu. Sebenarnya aku
pernah bepikir mengapa orang bisa jatuh hati sama kamu? Layaknya temanku yang
amat suka dengan mu, aku heran apa karena kamu rupawan? atau kepandainmu dalam
memainkan sebuah alat musik? Aku kira itu salah. Yang pasti alasan nya karena
kamu baik ataupun istimewa termasuk tampan semacam itulah, aku yakin itu benar
mengapa? Karena tentu aku menanyakan apa yang menjadikan dia bisa jatuhkan hati
untukmu. Jika aku jatuh hati kepadamu aku tak akan memberikan alasan seperti
itu,karena aku bukan mencari rupa ataupun semacamnya. Tapi, aku mencari orang yang
bisa bertanggung jawab atas semua apa yang ia lakukan dan tentu aku mencari akhlaknya
yang rupawan. Meski akhlak ku jauh dari
kata rupawan.
Aku tak peduli tentangmu,meski temanku bercerita
tentangmu kepadaku karena aku tak pernah menyimpan sedikitpun hati untukmu. Aku
sulit untuk jatuh hati bahkan aku tak tahu apa artinya jatuh hati, cinta atau
apalah yang menyangkut sejenisnya.
Temannku bilang kalau orang susah melupakan seseorang
itu berarti susah move on. Teman ku menjelaskan bekas mantan itu apa? Soalnya aku
tak tahu apa arti mantan. Kalau dalam bahasa sunda bisa dikatakan patilasan
atau urut (bekas). Dia menjelaskan terkait layaknya sebuah cinta, untukku itu
bukan sebuah yang harus aku pelajari atau aku hapalkan. Tapi itu perkataan yang
mungkin berguna saat nanti kalau ada orang yang buat hatiku patah.
Waktu terus berjalan siang sudah berganti bahkan tahun
juga sudah berganti ,aku sudah jarang mendengar cerita tentangmu dari temanku
karena itu bukan urusanku mau aku tahu tentangmu ataupun apa yang menjadi
bagian hidupmu. Namun sebuah takdir sulit untuk kita rangkai, sulit untuk kita
tulis, sulit untuk kita baca dan sulit untuk kita tebak. Entah mengapa saat itu
kita sering dipertemukan, tapi untuk ku itu hal biasa yang ladzim pasti bertemu
ketika kita ada dalam satu lingkungan baik itu daerah, provinsi, ataupun tempat
menyangkut sekolah ataupun apalah.
Aku tak tahu apa yang dirangkai tuhan untukku? Semakin
hari aku semakin aneh entah aku bimbang atau kenapa, namun aku selalu menentang
apa yang ada dipikiranku dan hatiku. Aku mencoba menyadarkan diri mengasingkan
hatiku dengan segala cara. Namun ini pilihan hidupku aku sering menemukanmu,
dan sering melihatku bukan begitu? Kau ingat tidak saat pertama kita bertemu?
Aku lupa saat pertama bertemu, kalau kau ingat syukurlah. Dan aku saat itu
mulai mencari namamu aku bertanya kepada temanku tentangmu namun bukan temanku yang menyukaimu.
Saat itu aku malu untuk jujur kepada diriku sendiri ,apalagi
sama temanku. Untung temanku tak tahu apa isi hatiku.
Saat itu aku jatuh hati sama kamu orang yang aku tak pedulikan namun sekarang peduliku. Aku takut dengan hatiku yang baru
aku takut dengan semuanya karena aku tahu aku tak seharusnya menyukaimu. Aku
tahu ada diposisi yang salah yang seharusnya menentang egoku. Tapi aku juga
manusia yang punya rasa dan cinta yang layak bahagia. Tapi maaf aku tak bisa
menghapus rasa baru ini.
Rasa ini semakin kuat saat aku mulai menemukan kamu,
aku tahu semua tentangmu bahkan lebih tahu dari dia. Tuhan tak pernah salah
memberikan hati yang baru yang mulai membuatku untuk berubah.
Aku terlarut dalam hatimu karena menurtku kau menarik
sehingga aku harus tenggelam dalam matamu, aku harus menyelam untuk bisa akrab
dan saling mengenal denganmu. Saat itu kau selalu menatapku entah itu aku ke
geeran atau emang iya. Aku menyakinkan dengan diriku sendiri aku yakin kau
sering menatapku , saat itu detik itu aku yakin aku tak salah bahwa benar kau
menatapku. Saat pulang sekolah saat kita bertemu kau menatapku masih ingat dalam pikiranku saat itu kau
memakai seragam coklat. Aku bertanya apa arti sebuah tatapan matamu untukku?
Aku berpikir kau sama denganku mempunyai dunia baru.
Kau melarutkan pikiranku sehingga fokusku hilang kau
buat aku terus bertanya tentang lakumu. Aku sering melihat tatap matamu saat
kita bertemu namun tidak saling menyapa. Apa arti matamu kalau tidak saling
mengenal ? entahlah yang pasti rahasia.
Andai mataku bisa seperti camera yang bisa merekam
objek dengan baik yang bisa kita buat layaknya video yang bisa aku lihatkan
kepada orang saat kau menatapku saat kau tersenyum untukku namun itu hanya
mimpi. Tepat saat hari itu kau tersenyum untukku namun aku tak membalas
senyummu aku bimbang, disana hatiku bahagia bergelut dengan rasa takut.
Sebenarnya aku ingin ada untukmu saat kau susah saat kau gelisah atau saat kau
terpukul, namun siapakah aku? aku tak
sombong percayalah. Aku ingin membalas senyummu , aku ingin menyapa mu namun
tempat dan suasananya yang membuat aku takut.
Bulan sudah berganti ,jujur aku belum berkata tentangmu
pada temanku yang menyukaimu lebih dulu. Aku takut takut dan takut dia membenciku,
dengan sangat mudah ku temukan jawabannya itu pasti. Niatku berkata jujur
sangatlah tinggi namun kesiapanku menerima akibatnya sangaat rendah bisa
ditebak kira kira 0,5%.
Aku lelah saat harus berpura-pura dan jadi orang
munafik. Tapi itu demiku juga aku harus berjuang dan bisa. Aku terus berharap hadirmu, sapamu,
pedulimu, namun harapanku adalah sebuah
mimpi. Jika kau hadir aku pasti berbicara kepadanya tentangmu, mengapa tidak
saat ini? Alasannya sama takut ,takut saat aku dibenci saat teman dan sahabatku
sama membenciku kau tak ada bersamaku kau tak menguatkanku bahkan kau malah tak
peduli denganku, jika kau seperti itu apa arti lakumu Namun aku tak akan pernah
menyalahkanmu percaya itu!!! Sekaligus kau salah.
Saat itu aku masih tetap berjuang untukmu percaya kita
akan sama sama memberikan warna , namun aku tak yakin aku bisa karena acuhmu,
sombongmu yang membuat aku malu meski matamu selalu ada melarutkan mataku untuk
menatapmu. Namun saat aku tahu lebih
dalam egomu, prinsipmu, hobby mu, semua tentangmu. Aku mundur!! Bukan karena
buruk namun karena aku malu kau acuh dan tak peduli siapa orang yang
mempedulikanmu.
Perlu kamu tahu rasa ini pasti akan selalu ada, karena
aku suka akhlakmu aku menyukaimu ,mungkin saat nanti saat aku bisa ciptakan sebuah
novel yang sukses seperi penulis novel harry potter aku akan tulis novel itu
tentangmu, tentang matamu dan hal sejenisnya.
Percaya aku berusaha melupakanmu ,namun itu sulit aku
tak bisa aku terjebak dalam duniamu, aku terpukul, dan aku tak bisa keluar dari matamu, itu
salahmu? Iya karena matamu yang buat aku tenggelam tapi aku tak akan marah
ataupun menyalahkanmu. Kau tahu pasti aku akan terjatuh dan menangis karena
kamu. Dan nanti saat temanku tahu bahwa aku menyukaimu mereka membenciku ,
temanku tak ada, begitupun kamu tak ada, aku bukan tipe orang yang bisa curhat
masalahku, urusanku, jatuhku, rintanganku kepada ibuku, terus siapa yang akan
ada untukku? Kamu? Tidak mungkin, yang mengutkanku saat aku terpuruk? Kamu?
Sama tidak mungkin,satu penyemangkutku yaitu rangkaian kata ku.
Apa kamu pernah memikirkanku? Itu mustahil, apa kamu
berpikir tentang hal atau pedulimu kepadaku? Sama jawabanya mungkin tidak.
Perlu ingat hal dan lakumu untukku, apa? Orang pasti akan sama sepertiku berusaha
bisa mengenalmu dan akrab denganmu. Larut sudah kenangan itu kau terus berikan
aku harapan, aku merasa istimewa karena bahasa tubuhmu. Kau buat aku tersenyum
sendiri saat aku melihatmu kau berikan sinar matamu untukku. Aku lupa bahwa aku
harus melupakanmu, aku lupa saat aku harus menentang perasaanku untukmu, aku
terhanyut dalam egoku. Kau terus buat aku terasa istimewa.
Mungkin kita tak bertemu lebih dari dua minggu, aku
berusaha mencari kamu, aku berusaha menemukanmu karena rindu yang memburuku.
Tapi aku tak bisa, aku hanya tahu kamu dalam
jejaring sosialmu.
Saat kita dipertemukan kembali aku bahagia rinduku yang
berat sudah terobati. Aku bahagia kau masih sama kau buat aku istimewa, kau
masih selalu memberikan matamu untukku namun apalah arti matamu kalau sapamu
tak ada. Aku merasa aneh, andai aku punya keahlian dalam membaca pikiran akan
kubaca hatimu akan ku baca semua bahasa tubuhmu. Namun sayangnya aku tidak bisa
aku cuma bisa menebak dan menebak.
Kamu tahu aku menyukaimu? Mencarimu saat kau tak
menampakan dirimu? Aku selalu menyukaimu seperti aku menyukai senja dan bintang
malam yang tak perlu aku lukiskan. Kau buat aku betah hingga aku tak mampu
berlari, kau tenggelamkan aku dengan matamu yang indah, kau buat aku tenang
merasa sempurna dalam angan bahasa tubuhmu. Aku lupa bahwa aku harus melupkanmu
aku hanya memikirkan bahwa aku sudah bejalan terlalu jauh dan aku harus
berjuang demi orang sepertimu.
Aku ingin bisa duduk berdua, saling menyapa, dan
berbicara, meski sebagai teman bukan sebagai kekasih, pacar ataupun orang yang
penting. Aku tak pedulikan semuanya yang
ku ingin aku ingin duduk bersama saling kenal dan menyapa itu yang aku tuntut
darimu. Matamu yang menghilangkan fokusku, karena matamu seperti bintang saat
malam, matamu seperti sunset saat sore,
matamu seperti sunrese saat pagi dan saat hujan tiba matamu berubah menjadi
pelangi penghias sudahnya hujan.
Aku tak mengerti denganmu? Apa kau seorang yang bisu
yang tak mampu berucap apa yang ada dihatimu? Ku yakin kamu bisa berbicara
karena aku pernah mendengar suaramu saat kau bergurau dengan temanmu. Suaramu
khas dan selalu terngiang dalam telingaku. Aku pernah berpikir merenung kapan
aku bisa mendengar suaramu lalu berucap aku menyukaimu. Ya itu bukan sebuah
harapan tapi pengecualian, namun entah apa yang buat aku yakin bahwa kamu dan
aku akan saling mengenal saling berbicara namun kapan? Itu lah jawaban yang tak
seharusnya aku jawab. Karena emang aku tak tahu. Yang pasti aku menunggu.
Semua orang mempunyai masalalu aku dan kamu juga sama
mempunyainya. Masalu itu bisa luka dan bahagia. Tapi aku tak peduli mau
masalalu kamu amat amat buruk yang aku tahu kamu sekarang dengan akhlak mu yang
aku sukai. Aku yakin kau baik dan beda dengan orang lain ,sehinga aku tahu
alasan temanku meyukai mu lebih dari beberapa bulan bahkan tahun. Kau buat
semua orang nyaman dan istimewa? Apa kau melakukan hal yang sama seperti kau
lakukan hal kepadaku pada temanku? Aku salah jika merasa istimewa dan sempurna
saat kau juga sama melakukan hal itu pada orang lain. Namun apa yang harus aku
tuntut? Semua itu hakmu semua itu tergantungmu aku bukan siapa siapanya aku
hanyalah pengagum setia yang kaku. Aku tak ada hak dalam menahanmu saat kau
pergi dan berubah, aku juga tak bisa mencegahmu saat matamu bukan hanya melirikku
namun untuk semua orang yang mungkin kau anggap itulah percobaanku.
Aku merasa ada yang ganjal dari lakumu yang biasanya,
aku mencarimu yang dulu yang membuatku terasa beda, apa ini perasaanku aku
bertanya kepada hatiku dengan berjalannya
alurku, namun emang benar kau berubah
hingga akhirnya aku menyerah. Aku tak tahu apa penyebabnya andai aku orang pemberani
akan kutanyakan semuanya, sayang aku bukan orang yang pemberani namun aku orang
biasa yang menunggu hati yang buat dia
bahagia.
Aku heran mengapa aku suka kamu? Apa pernah kamu tahu
bahwa aku suka kamu? Mungkin itu pasti saat kau tahu hobiku sama sepertimu apa
kau mengira aku hanya peniru hobi seseorang, aku hanya orang yang ingin mencari
perhatianmu, kalau aku bilang iya apa kamu akan membenciku? Aku tak takut kau
membenciku, aku akan tetap menyukaimu yang mungkin amat sakit dan mati rasa
kepadamu.
Rasa sesal itu pasti karena aku pernah tenggelam di
matamu, pernah menghianati temanku, pernah buat diriku takut, jatuh, dan
berdosa, namun apa yang harus aku tuntut
dengan sangat mudah jika aku mengadu kepadamu, aku tidak menyuruhmu melakukan
itu katamu yang singkat namun sangat sempurna memberikan rasa yang membuat
mataku harus mengeluarkan air mata . Aku tak tahu apa yang akan terjadi aku
akan kehilang arah atau gimana namun aku yakin kau bukan termasuk orang yang
aku deskripsikan, kau adalah orang yang bisa menghargai siapaun termasuk aku
pengagum rahasia dibalik sinar mata. Meski nyatanya ?
Hobi mu sangat banyak aku meyukai semuanya, ada banyak
hobi yang sama sepertimu saat kau memainkan alat musik yang aku sukai namun
bedanya kau orang yang piawai sedangkan aku orang yang tak piawai, aku suka
caramu saat memetik sebuah senar ,bedanya kamu orang yang turut adil dan bisa
sedangkan aku hanya pengagum dan ingin bisa seperti mu yang sudah piawai. aku
suka kamu saat bermain sebuah sepatu roda, dan aku juga suka salah satu atlet
olahraga yang menginpirasi tokoh sama sepertimu, kamu jangan takut, aku tak
meniru itu, kau engga percaya tanyakan padaku aku akan menjelaskan dengan jelas
dengan secara detail dan rinci, namun coba dulu untuk akrab dan belajar untuk
saling mengenal dan menyapa.
Namun aku selalu menjadi orang setia yang selalu
menunggumu, dan mengharapkan hadirmu. Tapi kau tak sepeka ku kau hanya memilih
diam dan menatap, suatau saat nanti aku dan kamu tak tahu akan bagaimana,saling
mengenal atau saling membenci. Jika kau memilih membenci aku dengan ikhlas
menerima itu jika takdir tuhan harus begitu.
Tapi jangan lupakan jalan yang selalu kita lalui yang mempertemukan kita, kau ingat
saat kita pertama bertemu disana saat aku sama memakai baju coklat kau terdiam
dalam sepeda motormu aku suka saat itu, aku bahagia, namun keramaian yang buat
aku harus tetap melanjutkan sepeda motorku dengan cepat aku yang tak percaya
bahwa kita akan dipertemukan disana. Kau tidak lupa apa yang kau lakukan
disana? Kau terdiam sambil memandangku aku yang terhipnotis matamu aku hanya
bisa sama memandang matamu, sebenernya banyak yang aku ingin berikan terutama
senyum ku kepadamu, sapaku untukmu. Tapi aku tak mampu aku hanya bisa
membungkam mulutku yang ingin teriak karena aku meliaht matamu lagi yang sudah
lama menghilang.
Saat itu jalan yang aku lalui sering aku rindukan
sering berharap adanya kamu disana. Aku berharap jalan itu, jalan kita, jalan yang memberikan sejarah tentang kita.
Namun beberapa setelah hari itu aku tak bertemu kamu kembali di jalan itu,
setiap aku melalui jalan itu aku selalu berusaha mencarimu namun kau tak
nampak, mungkin aku kecewa tapi aku
selalu berusha menengok ke jalan itu. Tapi pada saat aku tak berharap aku ada
di jalan itu kau, hadir dengat switermu yang nampak aku lihat pertama kali, aku
baru sadar saat perasaanku berkata ada yang sedang melihatku saat itu, aku
tengok kanan kiri aku tak menyangka kamu sedang melihatku. Namun setelah itu
kamu tak ada dan matamu juga.
Lama matamu menghilang. Manusia mana yang sudah nyaman
menemukan suatu hal lalu suatu hal itu tidak ada bahkan mati. Pasti orang itu
akan mencari, berharap kembali, karena dia merasa kehilangan. Begitupun aku?
Kau tahu saat itu aku kecewa sikap dan matamu yang buat aku merasa istimewa
saat itu kau buat aku jatuh, karena lakumu berubah. Entah apa yang harus aku
lakukan? Menangis? Itu tidak mungkin? Entah bagaimana perasaan aku saat itu. Yang
ada dipikiranku hanya satu melupakanmu.
Aku mencoba melupakanmu namun saat aku mulai mencoba
melupakanmu kau? Hadir kembali seperti dulu banyak yang aku tentang (menentang)
saat itu. Namun apalah dayaku. Aku lemah aku hanya memikirkan egoku saja tak
pernah memikirkan dampak dari semuanya.
Namun aku lebih tahu diri? Kau tak akan pernah ada
untukku. Aku hanya membuang buang waktuku yang penting dengan percuma hanya
untukmu. Sedangkan kamu tak pernah sepertiku. Aku sering berusaha ingin tahu
duniamu ceritamu, apapun tentangmu.
Padahal aku belum pernah seperti ini.
Tahu hari? Iya? Hari itu kita sama ada disana, tahu
tidak ? aku disana bersama teman sekaligus sahabat yang sudah lama sekaligus
orang yang sama menyukaimu. Entah apa itu? Aku kehilangan semuanya meski kamu
ada disana ,aku harap aku bisa menjaga sikapku seperti biasa saja, seperti
orang yang tak berharap apa-apa, kam tahu? Mungkin kamu tahu ya? Aku berusaha
mencuri tatapmu mencari matamu. Padahal aku ketakutan, aku takut dia
mecurigaiku maaf ya sahabat aku sudah gila tak bisa menentang perasaan demimu
yang lebih dulu, aku hanya terlena dan terbawa dengan ego.
Aku tahu kamu sudah datang bahkan lebih dulu
dibandingku, tapi aku tak menemukanmu, saat aku mencarimu kau ada di depanku
dan sudah memandangku meski jaraknya agak jauh tapi lumayan dekat ya? Kau tahu?
Aku disana ingin menyapamu dan berkata hey? Tapi sudahlah keberanianku tak ada
bahkan pudar saat aku sadar aku bersama orang yang sama menyukaimu.
Beberapa jam aku ada diruangan itu, jenuh dan penatku
sudah tak terbendung saat itu aku merasa lelah dan harus pergi untuk mencari
angin, tapi sudah rasa malas mengalahkan semuanya. Saat akhirnya tiba kita
semua bisa beristirahat aku yang berdiri disana masih ku ingat meski sudah lama
kau hanya melewatiku tanpa kata. Kau berjalan tanpa beban sedangkan aku yang
berdiri disana memikul banyak harapan denganmu. Namun tidak dijadikan itu
masalah mungkin karena dia malu atau apalah. Aku berusaha menutupi kekecewaan
itu.
Aku berusaha ingin terlihat bahagia saat kau ada
disana, entah kenapa aku ingin kau lihat aku hebat dan kuat dan bisa meski
tanpamu. Aku berjalan dalam sebuah lorong ditempat itu bisa dikatakan sebuah
lapangan lebih tepatnya gelora. Aku berjalan dilorong itu yang nantinya
membawaku kelapangan saat itu, saat aku mengangkat kepalaku aku melihat kamu
dan lebih sadar dibanding dia yang lebih dulu menyukaimu. Tapi apa yang aku lakukan,
saat dia menanyakan dimana kau? Tapi saat aku terdiam tak bisa berkata, untung
dia sadar bahwa kamu sedang duduk bersama temannya.
Apa yang membuat aku harus melewatinya itu demi dia
supaya dia tidak curiga bahwa aku sama punya hati dan rasa seperti dia.
Perlahan saat itu dia berjalan melewati kamu dan temanku sedangkan aku yang ada
dibelakangnya berusaha untuk biasa, namun saat kau sedang ngobrol dengan
temanmu padahal saat itu posisimu menghadap kelapangan yang tadi aku jalan dari
lorong otomatis dia membelakangi kita. Tapi apa? Saat itu kau membalikan
kepalamu sedikit kebelakang tepatnya kepadaku kau menatapku, aku yang kaget dan
berusaha menahan rasa bahagia itu, saat tadi kecewa dengannya, aku bahagia saat
itu aku berharap banyak dan aku suka matanya yang selalu membuat aku tenggelam.
Banyak hal yang ingin aku lakukan dengan keberanianku,
aku berusaha ingin akrab dan berharap mimpiku bisa aku lakukan. Mungkin orang
akan menyangka bahwa aku manusia yang paling bodoh, tolol, tak tahu diri, makan
teman, so, dan kegeeran, mudah banyak perasaan.
Tapi ketahuilah? Aku manusia punya hati, bebas dan punya hak, ini
duniaku, kau tak tahu yang dia lakukan, jika kau ada dan jadi diriku kau juga
akan sama sepertiku, jika kamu tak percaya dengan semuanya dengan terbuka
silahkan kau masuk kemataku disana banyak hal tentangnya, banyak sinar matanya,
banyak tentangnya,dari yang bahagia sampai kecewa ada. Tapi lihat mataku aku
bahagia, meski itu tak nyata tapi itu ada dan realita.
Hari terus berjalan denganku, harapan itu sekarang
terkadang muncul,dan terkadang menghilang apa karena aku sudah melupakanmu,
atau gimana? Entah aku heran.
aku ingat kemarin diakhir bulan Desember, jika kau tahu
temanku sempat bercerita tentangmu dia ia dia dia teman baikku yang lebih dulu
suka kamu, dia banyak bercerita tentangmu aku yang ingin dan mukin sudah agak
lupa denganmu rasa itu kembali hadir, mengapa? Karena kau masih bisa
membangunku meski dengan namamu, hanya dengan itu aku ingat apa yang kurekam
dengan mataku.
Banyak hal yang aku dengar, egoismu, benci mereka
terhadapmu, yang buruk hingga yang baik. Aku bukan robot yang saat itu temanku
menyuruhku melupakannya, aku manusia yang punya daya ingat yang kuat.
Desemeber, Desember lalu kamu tak ada, bukan
deskripsimu atau tentangmu, tapi sekarang kamu yang lebih ceria memberi warna,
rindu dan hal hal yang buat rasa itu ada. Desember ini memberikan warna, mata
,dekatmu kepadaku aku bahagia. Aku merasa istiwema dan punya satu alasan kenapa
aku harus berjuang dan semangat, melawan derasnya kebencian seseorang,
diibaratkan pohon sudah tinggi pasti besar anginnya.
Aku mulai berani dan mencoba akrab, saat itu kau sedang
memakan permen lolipop.
Bisa aku hitung ucapan yang aku dengar dari mulut
kakumu, entah yang ke 5 atau keberapa ucapan
yang tak berarti cinta, tapi itu bermakna dia berkata “oh iya sok silahkan”
sambil menundukan kepalanya sebagai isyarat haha lucu ya kata begitu aja bisa
membuat rasa, tapi lihat saat itu wajahnya berkata begitupun matanya jangan
tanyakan lagi. Aku kira disana aku bisa akrab untuk next time, tapi apa? sama
saja kembali ke awal tak saling sapa. Aku duduk di balkon rumahku aku tahu kau
ada disana di tempat biasa kau sedang duduk, namun mungkin kau sadar bahwa aku
ada di atas saat itu aku melihat kau sedang menatapku saat kau tahu aku
menatapmu kau malingkan mukamu dengan menunduk. Tapi itulah hari itu kau buat
banyak cerita hingga akhirnya kita bisa sama ada di atas aku yang hanya ingin
bersikap biasa saja akhirnya bisa, aku ingin bisa dan berkata semangat, entah
untuk apa tapi itulah aku untukmu dan untuknya. Tepatnya kamu lebih tahu
Aku banyak dihiasi dengan sikap kamu yang tak karuan,
yang kadang tempramental, egois, sombong, keras seperti batu lunak selunak-lunaknya.
Aku mudah akrab dengan siapa saja bagaimana saat orang bisa aku ajak akrab tapi
kecuali kamu. Aku dengan orang yang aku percayakan setelah seribu dia aku mulai
mengajak dia untuk pergi saat itu banyak acara yang diselenggarakan apa namanya
aku lupa namun ini nyata aku kira dia sudah lebih duluan dan tak akan ada
bahkan niat ketemu seperti itu, argghhhh lagi lagi fokusku hilang aku tahu
bahwa kamu ada disampingku, aku yang tak ingin melihatmu saat itu aku gila
sumpah seharusnya aku fokus tapi inilah aku dan kamu yang sama-sama
menyempatkan waktu untuk saling menatap, jangan aku deskripsikan bagaimana saat
iu.
Aku tak meyangka bahwa kita sama akan keluar dari
ruangan itu bareng, dan selesai bareng aku yang ada di belakangnya, mencoba
berjalan dengan hati yang deg-deggan tak karuan, demi tuhan hari itu aku bisa
menatap matanya dengan dekat sedekat mungkin, saat aku berjalan dan aku tak
sadar dia berhenti berjalan dan aku yang berhenti karena dia dan sadar bahwa
aku berhenti setelah dia membalikan
mukanya kebelakang, aku yang ada di belakang kaget melihat dia yang tiba tiba
berhenti lalu menengok ke arahku yang otomatis wajahku dekat dengannya dan dia
lebih tinngi dariku, saat dia menatapku dan aku yang sama menatapnya, aku
tertegun dan diam sejenak dan tak mampu berkata dan bertingkah, yang aku lakukan
diam sambil memberikan senyumku dan lari karena ada urusan yang membuat aku
harus terburu-buru.
Banyak harapan datang, saat itu aku mencoba
memberanikan diri, aku bahagia dengan desember penghujung akhir tahun yang
memberi tentangmu aku bisa ada disamping kamu lebih dekat dan mendengar suaramu
lebih dekat. Tapi semuanya buat apa? Kau bagai petasan kembang api penghias
malam akhir tahun yang indah namun sementara lalu menghilang. Akhirnya
penghujung akhir tahun datang aku tahu, desember ini memberikan kenangan aku
suka desember bersamamu.
Hey, tamu hati yang tak pernah pulang yang hanya
membawa banyak petasan, masih ingat dengan kemarin saat aku mulai memberanikan
diri untuk menyampaikan lebih jelas saat temanmu memanggil mu, tapi kamu engga
denger, sulit kalau ada rasa hanya menyampaikan kata” hey ada yang manggil”.
Itu saja simpel tapi bagi ku sulit, tapi aku mencoba aku mencoba menyebut
namamu secara langsung dengan pertama kali, dan serasa lebih akrab, hey kamu
*****, ekspresimu yang masih ada dalam garisan cerita desember bersamamu
menambah, agak sedikt malu sih tapi inilah aku yang berusaha untuk bisa jadi
temanmu, lebih dulu, dan next apa yang aku harapkan. Kau yang membalasnya, apa?
Kata darimu senyummu, yang aku rindukan ada meski lebih indah pada waktu itu.
Entah bagaimana wajahku saat itu kelihatan kaku dan tegang mungkin.
Tapi desember juga memberi kisah yang membuat aku
berat, karena rindu kamu, penghujung akhir tahun ini orang banyak untuk
berlibur, entah itu kemana, begitu kamu? Kamu tak ada kabar namun terakhir
kabarmu, sayang egomu sedang menjadi api, namun setelah itu doa datang. Mungkin
sebagian orang ini apa ya. Sudah jangan dipikirkan itu hanya seulas kata namun
ada.
Rindu, aku merindukanmu mentari pagiku, pelangi mataku,
senjaku saat sore, bintang malamku kamu dimana? Ngapain? Baik baik? Kemana
kamu? aku rindu kamu.
Rindu itu terus ada dan masuk dalam otakku, hingga aku
lelah dan merasa untuk melupakanmu, aku tesiksa karena rindu kamu yang terus
membuat aku selau harus memikirkanmu. Aku tahu rindu itu berat, tapi inilah aku
yang terlena dengan egoisme sendiri.
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk cukup sampai
desember, sampai sini ceritamu meski banyak lagi, setelah ini namun entah
sebagai siapa. Oh iya selamat ya atas keberhasilannya, next aku ya! Aku iri
hey, doakan kita sukses ya dan bisa lebih baik memperbaiki hubungan. Desember
dan bulan lain sama indah dan sakit bersama masih tentangmu. Aku rindu. Ini
untukmu,
Dan untuknya maaf ya, jangan benci aku!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar